Seputar Vaksin dan Vaksinasi
Haruskah kucing yang sakit atau yang sedang dalam pemulihan divaksinasi ?
Keputusan apakah kita harus melakukan vaksinasi pada kucing yang
sedang sakit atau dalam pemulihan tergantung pada kondisi invidivu
kucing kita. Satu hal yang harus dipertimbangkan adalah apakah hal yang
positif yang ditimbulkan akibat vaksinasi melebihi resiko negative yang
akan ditimbulkan. Hasil pemeriksaan fisik dan uji laboratorium akan
sangat membantu pengambilan kepututusan ini. Tanda tanda sakit pada
kitten harus diintrepretasikan secara berbeda dengan tanda yang nampak
pada kucing dewasa. Secara umum jika kucing dewasa mengalami gangguan
penyakit pernafasan bagian atas yang ringan dan tanpa demam, sedikit
diare, atau penyakit kulit yang tidak berhubungan dengan system
kekebalan tubuh, maka vaksinasi dapat dilakukan.
Apakah Vaksinasi pada kucing yang mengalami treatmen glucocorticoids akan efektif?
Dosis rendah dan pemberian jangka pendek glucocorticoids seperti
misalnya prednisone pada umumnya tidak akan mengganggu efektivitas
vaksinasi. Kucing yang mendapat pelakuan dosis tinggi glucocorticoids
dan jugaimmunosuppressants lainnya, biasanya tidak akan merespon
vaksinasi dengan baik, bahkan akan meningkatkan resiko pengaruh negative
vaksin, terutama jika divaksin dengan modified live vaccine.
Haruskan kucing yang terinfeksi FeLV atau FIV divaksin secara terpisah ?
Pada beberapa kucing Feline leukemia virus (FeLV) dan feline
immunodeficiency virus (FIV) dapat menekan system kekebalan tubuh. Pada
kasus ini umumnya lebih disukai killed vaccine dibandingkan dengan
modified live vaccine. Jika kucing yang terinfeksi dengan FeLV atau FIV
tampak sehat, kucing sebaiknya divaksin sesuai dengan jadwal seperti
halnya pada kucing yang sehat.
Apa yang harus dilakukan jika kita lupa memvaksin kucing pada usia muda ?
Untuk mendapatkan hasil terbaik, pertama kali kucing divaksinasi
dengan vaksin untuk penyakit tertentu, biasanya diulang kembali 2-4
minggu setelah vaksinasi pertama. Vaksinasi pertama dimaksudkan untuk
membentuk kekebalan dasar, sedangkan vaksin berikutnya dimaksudkan untuk
meningkatkan kekebalan.
Jika jangka waktu antara vaksin pertama dengan yang berikutnya lebih
lebar, maka kekebalan tubuh dasar akan berkurang dan tidak memberikan
respon peningkatan kekebalan pada vaksinasi berikutnya. Oleh sebab itu,
jika hal ini terjadi 2-3 bulan pada kucing muda dengan status vaksinasi
yang tidak kita ketahui, maka direkomendasikan untuk melakukan vaksinasi
dengan jarak 2-3 minggu (catatan : tidak berlaku untuk vaksinasi
rabies).
Haruskah kucing yang bereaksi buruk terhadap vaksin divaksinasi lagi?
Keputusan untuk memvaksin kucing yang sebelumnya menunjukkan rekasi
negatif akan sangat tergantung pada invidu kucing. Umur dan status
kesehatan, tingkat reaksi dan juga resiko terhadap penyakit juga harus
dipertimbangkan.
Jika resiko kucing kita terlutar penyakit kecil, maka vaksinasi tidak
dianjurkan pada kucing yang mengalami reaksi buruk terhadap vaksin.
Sebagai contoh, seekor kucing dewasa yang dipelihara di dalam rumah,
tidak harus divaksinasi dengan panleukopenia.
Dalam situasi dimana kita mengetahui bahwa kucing kita tidak memiliki
sejarah reaksi buruk terhadap vaksinasi, maka vaksinasi harus diberikan
secara teratur. Sebagai tambahan, penggunaan monovalent vaccines
mungkin dapat mengurangi resiko ini dan sebaiknya diberikan dalam selang
waktu 3 minggu. Modified live vaccinesbiasanya juga tidak menyebabkan
reaksi yang buruk. Jika intranasal vaccine tersedia, maka dianjurkan
untuk menggunakannya.
Kucing yang memiliki reaksi buruk terhadap vaksinasi harus divaksin
di Dokter Hewan. Vaksin tertentu dapat saja dikeluarkan dari jadwal
vaksinasi kucing kita atau dapat saja digunakan vaksin tipe lain.
Pemberianantihistamines sebelum dilakukan vaksinasi dapat mengurangi
resiko reaksi buruk. Dokter Hewan dapat saja memasukkan kateter dalam
vena kucing jika reaksi ini terjadi, sehingga pengobatan dan cairan
tubuh dapat segera diberikan. Kucing harus dimonitor terus
perkembangannya sebelum dibawa ke dokter hewan (1/2-beberapa jam) dan
pada saat setelah divaksin di rumah.
Mengapa kucing perlu vaksinasi secara berseri ?
Kitten menerima antibody dari induknya melalui plasenta dan setelah
lahir akan menerimanya melalui kolostrum (susu pertama). Umur kucing
yang ideal untuk divaksin akan sangat tergantung pada kualitas dan
kuantitas antibody yang diterima dari induknya.
Antibodi adalah protein pelawan penyakit yang diproduksi oleh Sel B.
Protein antibody dibuat sebagai respons terhadap partikel asing seperti
bakteri dan virus. Antibodi ini akan bergabung dengan protein tertentu
(antigen) atau benda asing untuk membantu menonaktifkannya.
Level antibody yang tinggi induk kucing yang ada dalam pembuluh darah
anak kucing akan memblok efektivitas vaksin. Jika antibody induk
menurun pada kucing muda, maka imunisasi akan berjalan dengan baik.
Antibodi induk umumnya akan beredar dalam pembuluh darah anak kucing
dalam beberapa minggu. Hal yang perlu diperhatikan adalah terdapat
periode sekitar beberapa hari sampai beberapa minggu, dimana level
antibody induk terlalu rendah untuk memproteksi terhadap penyakit, akan
tetapi masih terlalu tinggi untuk mebiarkan vaksin membentuk imunitas.
Periode ini disebut dengan “Celah Kerentanan”. Pada periode ini
sering kali kita jumpai dimana anak kucing sudah kita vaksin tapi masih
tertular penyakit. Celah Kerentanan ini dapat saja sangat lebar
waktunya. Panjangnya dan juga saat terjadinya Celah Kerentanan ini akan
sangat berbeda pada kelahiran yang berbeda. Dalam situasi seperti ini,
maka akan sangat mustahil bagi kita untuk menentukan waktu terbaik untuk
melakukan vaksinasi kucing kita secara invididu. Oleh sebab itu, maka
vaksinasi harus dilakukan secara berseri dengan harapan kita dapat
melakukan vaksinasi secepatnya setelah anak kucing kita melewati periode
Celah Kerentanan ini..
Pada Umur berapa kucing dapat aman divaksinasi ?
Umumnya, pada umur 6-9 minggu vaksinasi rutin kucing sebaiknya mulai
dilakukan. Pengecualian dapat saja untuk kucing yang lingkungannya
terekspos terhadap penyakit, misalnya rumah singgah kucing, fasilitas
breeding dll. Kucing-kucing ini akan mendapat keuntungan lebih jika
divaksin lebih awal. Melakukan vaksinasi pada kiiten pada umur kurang
dari 4-5 minggu dengan modified live vaccines dapat mengakibatkan
masalah yang serius.
Apakah kucing yang lebih muda dan lebih kecil mendapat dosis vaksin yang lebih sedikit?
Dosis vaksin harus diberikan secara keseluruhan pada saat melakukan
vaksinasi. Vaksin dikembangkan tidak untuk diberikan dalam dosis yang
berbeda untuk kucing dengan ukuran yang berbeda, kecuali pada kasus
khusus, direkomendasikan dosis yang diberikan secara intranasal untuk
kitten dikurangi.
Mengapa kucing yang telah divaksin masih saja dapat terserang penyakit ?
Berdasarkan hasil penelitian masih banyak kucing yang telah
divaksinasi masih dapat terserang penyakit penyakit yang seharusnya
dapat dicegah oleh vaksin tersebut. Kegagalan vaksin ini lebih banyak
berhubungan dengan kegagalan respon system kekebalan tubuh dibanding
dengan vaksin itu sendiri.
Bagaimana mekanismenya kucing yang telah divaksin masih dapat
terserang penyakit dan bahkan mati ? Umumnya hal ini disebabkan karena
vaksin tidak cukup menstimulasi system kekebalan tubuh untk melindungi
kucing tersebut dari penyakit. Alasan lainnya adalah adanya intervensi
system kekebalan tubuh induk, efektivitas vaksin dan kekebalan tubuh
kucing yang divaksinasi atau factor genetic. Alasan yang paling
memungkinakan adalah intervensi antibodi induk.
Berapa lama vaksin mulai bekerja?
Vaksin tidak langsung menstimulasi kekebalan begitu dilakukan
vaksinasi. Pada saat kucing divaksinasi, antigen akan diidentifikasi dan
direspon serta diingat oleh system kekebalan tubuh. Pada umumnya
proteksi terhadap penyakit belum akan dimulai sampai 5 hari setelah
divaksinasi. Proteksi penuh biasanya akan terjadi pada hari ke 14. Pada
beberapa kasus, 2 kali atau lebih vaksinasi dengan selang beberapa
minggu akan memberikan perlindungan yang baik. Secara umum, modified
live vaccines dan vaksin vaksin yang diberikan secara
intranasalmemberikan perlindungan yang lebih cepat.
Apakah terdapat perbedaan efektivitas vaksin yang diberikan dengan metode yang berbeda?
Cara pemberian vaksin ini akan sangat tergantung pada situasi.
Biasanya cara memberikan vaksin tertera pada label yang diberikan oleh
produsen vaksin, termasuk tempat melakukan vaksinasinya. Intranasal
vaksin tidak boleh diberikan dengan cara menyuntikkan, sebaliknya vaksin
yang didesign untuk disuntikkan jangan sampai masuk melalui mata,
hidung dan mulut.
Umumnya vaksin intranasal akan memberikan proteksi yang lebih cepat
jika dibandingkan dengan vaksin yang disuntikkan. Intranasal vaksin
umumnya jarang menyebabkan reaksi alergi dan memberikan proteksi yang
cukup baik jika antibody induk masih ada dalam tubuh kucing yang kita
vaksinasi. Jika lebih dari satu vaksin diberikan, maka tempat melakukan
vaksinasi harus berbeda dan jangan mencampur vaksin menjadi satu,
kemudian disuntikkan. Pada kucing vaksin FeLV biasanya disuntikkan pada
pangkal paha kiri belakang, vaksin rabies disuntikkan di bawah kulit
kaki kanan dan vaksin lainnya disuntikkan di bahu.
Apakah tipe vaksin yang satu lebih baik dari lainnya?
Umumnya, kekebalan yang terbentuk dari modified live vaccine akan
membangkitkan kekebalan yang lebih cepat dan lebih lama jika
dibandingkan dengan killed vaccine. Jadi dalam hal ini live vaccines
lebih direkomendasikan. Vaksin jenis baru, yaitu recombinant vaccines
umumnya tidak menyebabkan alergi.
Haruskan kucing yang sedang hamil atau menyusui di vaksinasi ?
Umumnya, pada kucing yang sedang hamil atau menyusui pemberian obat
obatan, dan vaksin harus dihindari. Vaksin modified live akan dialirkan
ke janin melalui plasenta induk dan menyebabkan kelainan dan kematian
pada fetus. Hal ini umumnya terjadi pada akucing yang tidak divaksinasi
dengan vaksin modified live panleukopeniaselama kehamilan. Beberapa
vaksin memang dalam pembuatannya telah diuji pada kucing hamil dan
kucing yang sedang menyusui dan dapat saja digunakan dalam hal hal
tertentu dimana kucing kita tidak memiliki system kekebalan untuk
penyakit tertentu dan memerlukan imunisasi. Jika vaksinasi harus
dialkukan sebaiknya gunakan killed vaccine. Dokter Hewan anda akan dapat
membantu anda untuk menentukan vaksin mana yang sebaiknya digunakan
untuk kucing anda yang sedang hamil.
Melakukan vaksin pada kucing yang sedang menyusui tidak akan
memberikan perlindungan kepada anak anaknya. Sistem kekebalan tubuh
induk akan terbentuk paling tidak dalam satu minggu untuk bereaksi
terhadap vaksin dan menghasilkan antibody dengan level yang lebih
tinggi. Perlu diingat bahwa anak kucing yang baru dilahirkan hanya dapat
menerima antibody dari induk mellaui kolostrum dalam jangka waktu 36
jam pertama. Pada saat itu level antibody induk akan meningkat dan
anaknya tidak akan dapat menyerapnya. Vaksinasi akan membantu melindungi
induk, akan tetapi tidak akan menyediakan andibodi untuk anak anaknya
yang sedang menyusui.
Apa itu vaccine-associated fibrosarcomas ?
Fibrosarcoma adalah tumor jaringan konektif. Tumor ini cenderung
meluas ke dalam jaringan yang ada di bawahnya. Frekuensi terjadinya
tumor ini meningkat pada kucing dan menurut peneliti beberpa diantaranya
disebabkan akibat reaksi local terhadap vaksin. Walaupun tumor ini
sering didengar keberadaannya, sebenarnya kejadiannya sangat jarang.
Prediksi terakhir tentang kejadian tumor ini adalah 1 dalam
10.000-30.000 kucing yang divaksin, Tumor ini paling banyak berhubungan
dengan vaksin FeLV. Pada peneliti menduga bahwa penyebab tumor ini
adalah reaksi yang abnormal terhadap vaksin, predisposisi genetic dan
infeksi virus lainnya.
Resiko vaksinasi yang berhubungan dengan fibrosarcomas memaksa para
peneliti melakukan reevaluasi protocol pemberian vaksin. Hal inilah yang
menyebabkan munculnya rekomendasi bahwa kucing yang tidak terekpos
terhadap infeksi FeLV tidak perlu divaksin terhadap penyakit ini. Pada
kucing yang biasa terekpos dan memiliki resiko infeksi terhadap FeLV
akan memiliki resiko yang tinggi akan terbentuknya sarcoma, maka
vaksinasi dianjurkan.
Pembengkakan kecil yang disertai dengan sakit terkadang terjadi pada
daerah tempat kucing divaksin. Gejala ini akan hilang dalam beberap
minggu. Jika masih belum hilang, hal ini dapat memungkinkan terjadinya
sarcoma dan harus dilakukan pengecekan ke Dokter Hewan.
Vaksin yang berasosiasi dengan sarcoma umumnya ditandai dengan :
1. Benjolan yang terjadi lebih dari 3 bulan setelah vaksinasi
2. Diameter biasanya lebih dari 2 cm
3. Sebulan setelah vaksinasi besarnya benjolan terus meningkat.
Jika tanda tanda ini terjadi pada kucing anda, maka sebaiknya anda berkonsultasi dengaan Dokter Hewan anda.
Jika fibrosarcoma terjadi dan berkembang, pembedahan dapat saja
dilakukan, akan tetapi biasanya tumor ini sangat invasive sehingga sulit
untuk mengangkat sepenuhnya. Radiasi dan chemotherapy biasanya
dianjurkan dan dikombinasikan dengan pembedahan dan pengangkatan tumor.
Umumnya vaksin FeLV sekarang diberikan pada kaki kiri belakang di
tempat yang berbeda dengan vaksin lain diberikan. Jika terjadi tumor
maka akan dapat dipastikan vaksin mana yang berasosiasi dengan tumor
tersebut. Kalau kejadian tumor ini sangat parah maka amputasi sebagai
tindakan kuratif dapat dilakukan. Kucing biasanya dapat hidup normal
dengan tiga kaki.
Jika sejarah vaksinasi kucing tidak kita ketahui, berapa jumlah vaksin yang harus diberikan ?
Jawabannya akan sangat tergantung pada jenis vaksin yang digunakan,
resiko kucing terekpos pada penyakit serta umur kucing. Untuk kucing
yang umurnya lebih dari 4 bulan dan belum pernah divaksinasi atau
sejarah vaksinasinya tidak diketahui, umumnya direkomendasikan
mendapatkan 2 kombinasi vaksin dengan jarak 3-4 minggu. Pemvaksianan
kembali sebaiknya diulang setahun setelah menyelesaikan rangkaian
vaksinasi periode pertama atau sesuai dengan anjuran Dokter Hewan anda.
Kucing sebaiknya diuji dengan feline leukemia dan pastikan kucing
anda hasil test nya negative sebelum divaksinasi. Sebagai tambahan,
vaksinasi dialkukan harus berlandaskan resiko terekspos tidaknya kucing
kita terhadap penyakit. Jika vaksinasi FeLV direkomendasikan, kucing
sebaiknya mendapatkan dua kali vaksinasi dengan interval 3-4 minggu.
Booster tahunan untuk feline leukemia harus dilakukan jika kucing kita
memiliki resiko terekspos yang tinggi.
Untuk kitten kurang dari 4 bulan harus mendapatkan vaksin kombinasi
distemper (panleukopenia) konsisten dengan jadwal vaksinasinya. Minimum 2
vaksinasi diberikan dengan jarak 3-4 minggu dengan pemberian seri
vaksininasi sebelumnya yang diberikan pada umur 16 minggu atau
sesudahnya. Pemvaksinan kembali setelah satu tahun harus diberikan atau
sesuai dengan anjuran Dokter Hewan anda. Anak kucing umumnya sangat
rentan terhadap FeLV, oleh sebab itu vaksinasi melawan FeLV pada kitten
direkombinasikan untuk semua anak kucing. Kitten sebaiknya mendapatkan 2
vaksinasi terhadap FeLV dengan interval 3-4 minggu mulai umur 8 minggu.
Booster tahunan untuk feline leukemia sebaiknya terus dilanjutkan untuk
kucing yang beresiko tinggi terekpos terhadap penyakit ini. Vaksinasi
rabies harus diberikan oleh Dokter Hewan.
sumber :
Holly Nash DVM, MS
http://www.peteducation.com/

Vaksin Pada Kucing
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar